from old blog http://karyaindonesiaku.blogspot.com (not exist)
ternyata dinda mimisan, langsung aja habis mandi dinda rebahan di ranjang. terbayang punggungya di pelupuk mata dinda. rinng rinng...
duh suara apa sih... ganggu tidur dinda aja, mana masih mimisan lagi... "halo..." terdengar suara yang khas si dia menyapa. berdetak kencang jantung dinda. dia mengajak dinda untuk ke mal. tapi dinda masih capai... ketika dinda hendak mengiakan, huk huk... duh jadi batuk-batuk deh, yuek... amis banget darah dinda, kental, kok makin amis ya, ternyata makin banyak mimisan dinda. terpaksa deh dinda berbohong, dinda lagi makan coklat, coklat yang enak, coklat yang ... bohong lagi, bohong lagi... kapan dinda akan ceritakan padanya keadaan dinda yang sebenarnya, bahwa dinda tidak bisa selamanya berteman, dinda tak kuasa membayangkan ini semua. biarlah ini hanya mimpi, mimpi yang akan hilang ketika dinda bangun. "Tuhan, biarkan dia menemukan seorang yang bisa mengasihi dia dengan abadi. Makasih Tuhan, walau dalam tiga tahun dinda kenal dia ini, walau terasa begitu jauh, walau begitu pendek waktu ini, tapi makasih Tuhan, Engkau ajar dinda mengasihi dia, berikan keberanian untuk mengatakan keadaan dinda kepadanya..."
duh berisik banget sih si nita, sore sore teleponan, gak tau dinda lagi pusing ya...
sebenarnya dinda pengen tidur terus... mungkin sudah waktunya kali ya dinda untuk pulang... mama pernah bilang penyakit dinda mirip punya mama, tapi lebih ganas. paling cuma separuh umur mama...
mau apa si rinto menelepon, pengen kututup saja, tapi tiba-tiba rinto bercerita tentang dia. dinda pikir si dia gak pernah perhatian sama dinda, tapi rinto berkata lain. masa sih. tak percaya dinda. makanya dinda ajak rinto ketemu, ingin liat mukanya. kata mama dari muka kelihatan apakah seseorang berbohong atau tidak.
"to, jangan bohong, gak mungkin dia perhatian sama dinda. dia cuma ngajak dinda jogging selama ini, karena kos dinda dekat rumahnya," sambil dinda pukul rinto. Dengan serius rinto memandang dinda, "bener Dinda." "Thanks, ya to udah kasih tau dinda." jantung dinda berdetak kencang. begitu kencangnya sehingga dada dinda sakit, "duh Tuhan, kasih dinda setahun lagi, dinda ingin..."
Dinda... Dinda... suara rinto makin tidak kedengaran, bayangan si dia makin pudar...
Fiktif ato beneran?
ReplyDeletegak tau, dapet dari komentar salah seorang pengunjung blog terdahulu gue
ReplyDeletewezeww
ReplyDelete